“Kenape, jo?!” ucap Udin yang tiba-tiba datang sambil menepuk bahu Bejo. Tapi Bejo hanya melirik sebentar lalu sibuk kembali sibuk dengan pikirannya sendiri. “Sialan! gua dicuekin” gerutu Udin dalam hati. Karena merasa tidak ditanggapi. Akhirnya diapun ngeloyor pergi meninggalkan bejo sendirian lagi.
..
Tapi tidak untuk diri Bejo. Karena selama ini dikenal kuper dan jomblo sejati. Yang memang hidup jauh dari yang namanya pacaran, dan lebih parah lagi jauh dari yang namanya P-E-R-E-M-P-U-A-N. Ya, kecuali ibu, nenek, bibi dan sepupu serta saudaranya yang perempuan tentunya. Kok bisa?!
Bagi Bejo, jatuh cinta adalah hal yang tabu. Bukan tabu mungkin, tapi hal yang menakutkan bagi Bejo. Karena bagi dia, Cinta itu bikin semua orang jadi Tolol, semua orang jadi berubah menjadi orang lain, yang bukan dirinya sendiri. Gak percaya?!.
Dengan cepat Bejo akan menjawab dengan peribahasa, “Kalo lagi jatuh cinta, tai kambing pun rasa Coklat stroberri!!” Pastinya dia akan tertawa setelah mengucapkan itu. Dan teman-temannya cuma bisa keki. Tapi memang ada benarnya juga sih.
Trus jadi orang lain??. Ya jelaslah. Semua orang yang kalo lagi jatuh cinta bawaannya pengen keliatan bagus, baik dan super keren didepan pasangannya. Betul gak?!.. contohnya aja si Udin, yang jelas-jelas semua orang dalam satu kota ini tau, kalo si Udin itu memang jarang mandi. Kecuali kehujanan atau kecemplung kali. Nah itu baru namanya mandi buat Udin.
Nah, pas saat Udin mulai kepincut sama yang nama kyla. Anak kampus jurusan sastra inggris. Wah, langsung berubah 360,9999 derajat. Beda abis!. Saban hari mandi sehari sampe 5x. gak boleh dia keringetan sedikit. Gatel, katanya. Padahal dulu-dulu. Dia masa bodoh kalo lagi merasa gatel. Gak malu garuk-garuk di depan umum bahkan saat shalat berjamaahpun dia dengan santainya garuk-garuk di daerah kemaluannya. Bikin orang yang di sekitarnya rada-rada risih. Wajarlah! Lha wong, sempaknya aja hampir satu bulan selalu dia bolak balik, depan belakang. Gak pernah dicuci!! Gimana gak dahsyat itu yang namanya Cinta?!.
Bagi Bejo, jadi diri sendiri adalah hal yang terpenting dalam hidup, dan dalam melakukan segala hal. Be your self,man! Begitu ucap Bejo selalu. Jangan pernah dibudakin sama yang namanya cinta dan perempuan. Yang hanya karena cinta, ente rela rogoh kantong lebih dalem buat nyenengin die. Atau kalo enggak, ente punya profesi baru sebagai tukang ojek atau body guard. Kemana-kemana harus anter jemput.
Bahkan kadang harus jadi kuli panggul, yang kerjanya ngangkatin belanjaan calon mertua atau si dia yang segambreng banyaknya itu. Wealah, yung..yung!..jangan sampe dech..
Suatu pola pikir yang sedikit gak beres memang. Ya, mungkin itu aja yang selama ini Bejo dapet dan lihat dari orang-orang disekelilingnya. Atau mungkin karena Bejo lebih sering patah hati dan ditolak cewek-cewek yang dia taksir jaman ABG dulu. Jadi sekarang ini, dia anti sekali dengan yang namanya Cinta dan perempuan.
Bejo selalu punya trik khusus untuk menghindari dirinya dari jatuh cinta. Seperti, jangan pernah mau kenalan sama perempuan. Siapapun dia, mau pacarnye temen, mau nyokapnye temen. Pokoknye jangan dech. Sebisa mungkin menghindar. Trus. Kalo jalan-jalan, pandangan lurus kedepan. Ga usah jelalatan liat kanan-kiri. Fokus sama tujuan. Trus, kalo kepepet gak bisa menghindar. Tundukan pandangan! Usahakan mata ini tidak melihat kearah lawan. Nunduk sementok-mentoknya nunduk. Kalo perlu salaman sambil merem.
Prinsip Bejo, “Gua gak mau jatuh cinta duluan sama perempuan. Yang gua mau, perempuan duluan yang jatuh cinta sama gua. Biar die yang jadi bego. HAHAHA!!, ”.
Temen-temen Bejo, ada yang sempat curiga juga sama bejo, jangan-jangan die emang gak demen sama perempuan. Alias Hombreng!..iiihhh! Eit! Jangan salah, Bejo lelaki normal kok. Cara-cara yang dilakukan untuk menghindar. sudah jelas menunjukan kalo dia itu normal. Kalo dia hombreng, ngapain juga pake nunduk dan merem setiap kenalan. Yang namanye bencong, atau hombreng itu. Mereka itu mahluk lelaki yang paling gampang deket sama perempuan. Bukan begitu bukan?.
Dan terbukti saat ini. kalo Bejo itu bukan hombreng or benchon. Karena saat ini, Bejo sedang menjadi lelaki tolol! Yang jatuh cinta sama mahluk yang namanya P-E-R-E-M-P-U-A-N!
…
Masih dalam posisi yang sama. Beberapa kali Bejo menghela nafas panjang. Entah karena sesak yang dia rasa atau karena kebiasaan aja. Yang pasti, tak henti-hentinya Bejo memaki dirinya sendiri.
Bayangan wajah perempuan itu terus saja datang. Meski sudah berulang kali Bejo menutup rapat-rapat kedua matanya. Bahkan dibantu dengan kedua tangannya. Bayangan wajah perempuan itu masih saja ada. Datang dengan senyuman termanis. “seetaan..!!” Bejo memaki dirinya lagi
….
Satu kesalahan. Satu kelalaian. Yang akhirnya hal itu Bejo lakukan. Pada saat pertama kali kenal dengan perempuan itu. Entah kenapa, mata Bejo tak bisa ditutup untuk menghilangkan pandangan. Tak bisa menundukan kepala, seolah leher dan kepala ini kaku. Atau karena dia memang tak sempat menghindar. Lantaran kedatangan perempuan itu tidak diduga-duga, secara tiba-tiba. Entahlah. Cuma Bejo yang tau…
“ Aku Andira..” ucap perempuan itu sambil mengulurkan tangan. Sedangkan Bejo saat itu masih terbengong-bengong, dengan mulut menganga lebar, mirip goa jepang. Sampai akhirnya, Ujang yang memperkenalkan perempuan itu. Menepuk keras bahunya, “Woi!.Woi!..sadar loe!”
“Eh,..oh..eh..iya, saya Bejo”, masih dengan gelagapan Bejo pun menyambut uluran tangan itu. Suatu adegan yang tidak biasa bagi teman-teman satu kostan. Mereka yang melihat itu, saling memandang satu sama lain, seolah tak percaya. Bejo kenalan?????..
Dan yang membuat mereka lebih merasa ada yang gak wajar. Bejo yang biasa ngacir langsung kekamar setiap ada perempuan mampir. Kali ini tidak. Dia tetap duduk nimbrung ngobrol dengan perempuan yang bernama Andira itu. Ada yang salah nich??, itu yang ada didalam pikiran semua teman-teman kost Bejo.
….
Mata Bejo tak lepas memandang setiap gerak yang dilakukan Andira. Tertawanya, bicaranya, senyumnya bahkan lirikan matanya. Semua dimata Bejo bergerak dalam gerakan Slow motion. Suaranya seolah menggema indah di telinga Bejo. Layaknya sebuah pertunjukan film yang memperlihatkan seseorang yang sedang jatuh cinta pada seseorang.
100% kali ini, Bejo melupakan semua prinsip dan sumpah janjinya. Lupa semua trik-trik menghindar yang selama ini dia terapkan. Lupa segala-galanya. Buktinya, kopi yang memang sudah habis dari tadi. Masih aja Bejo sruput. Alhasil, ampas kopi nangkring santai di sekitar mulut Bejo. Dan dia gak ngeh sama sekali, saat teman-temannya mentertawakan dirinya. Pokoke menjadi tolol dengan sempurna!
…
“Hmm, gua harus bisa! Gua harus bisa mencintai tanpa harus menjadi tolol, apalagi menjadi orang lain!”, tekad Bejo pada dirinya sendiri. Tapiii…, dia tetap milik orang lain. Aaakh, sialan!
Tragis memang, ketika pada akhirnya Bejo merasakan cinta itu. Namun pada saat bersamaan dia harus menghadapi dilema atas cinta yang terlarang. Perempuan pujaannya itu, milik orang lain. Gak mungkin Bejo menjadi penghianat, menjadi perusak hubungan orang lain. Sebagai sesama lelaki, mungkin Bejo juga tidak menginginkan pasangannya itu berhianat. Sebagaimana juga lelaki yang memiliki Andira. Akh, sialan!
“Bagaimana cara membunuh perasaan ini? Bagaimana cara menghilangkan kerinduan akan sosok dirinya? Setan! Susah amat sih?! Goblok banget gua jadi orang. Bodohnya gua bisa kebablasan kaya begini. Setaaann..!!” makian yang sama seperti sebelumnya.
Hp Bejo berbunyi, nada dering standar dari HP jadul. Teett..teett..diangkat oleh Bejo. Ada sms masuk. Dibuka dan dibaca, ada pesan dari Andira ‘Mas, temanin Andira lagi ych. Lagi bête nih. Kita jalan-jalan. Mau khan?’
Bejo menghela nafas panjang. Berat dirasa. Saat ini Bejo memutuskan untuk dekat dengan Andira. Sekedar dekat, menjadi teman jalan, curhat dan juga teman main. Keputusan yang salah mungkin. Tapi paling tidak hal ini bisa mengobati rasa rindu yang ada dalam hati Bejo setiap saat, akan sosok Andira. Itu sudah cukup. Menjadi lelaki tolol, kadang memang perlu. Daripada gila, pikir Bejo. Berubahpun tak mengapa, selama hati ini masih bisa terpenuhi oleh keindahan cinta. Yang merubah kehidupannya menjadi seperti pelangi. Sakitnya, mungkin dinikmati saja. Toh, masih untung bisa jatuh cinta.
Bejo mulai mengetikan huruf-demi huruf menjadi kata, untuk membalas sms andira. ‘Hmm, oke dech. Mau Jam berapa dijemputnya?’ Lalu ditekannya tombol send.
0 comments:
Posting Komentar
Komentar anda disini